Anda Pengunjung ke : |
Free Web Counters. |
Tinggalkan Pesan Anda |
. |
Sekarang Pukul : |
. |
Other things |
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. |
|
Terlambat Berjamaah |
Jumat, 27 Februari 2009 |
Manusia tak pernah luput dari kesalahan baik itu kesalahan besar maupun kecil. Dan kesalahan itu tidak pernah membeda-bedakan status sosial, baik itu orang kaya, miskin, yang berilmu maupun orang yang biasa-biasa saja. Kemarin ada sesuatu yang berbeda di SMA Negeri 1 Sambit. “Terlambat Berjamaah,” itulah kata-kata yang aku dan teman-temanku ucapkan sesaat sebelum masuk kelas. Rabu, 11 Februari 2009 tepatnya jam 07.05 WIB, aku dipanggil oleh seorang temanku yang sedang ada di ruang piket. Aku pun langsung bergegas menuju ke sana, pada saat berjalan aku pun sempat bingung apa yang sedang terjadi kok tiba-tiba dia memanggil aku? Setelah aku masuk ke dalam aku pun langsung terkejut, ternyata sudah ada banyak orang yang ada di sana. Terus aku pun bertanya,” Ada apa kok teman-teman ada di sini?” Sambil aku lihat-lihat ternyata yang ada di sana adalah semua temanku dari kelas XI A3. Aku pun semakin bingung setelah melihat hal tersebut. Setelah bertanya kemudian salah satu dari temanku menjawab,” Kita semua terlambat!” dengan nada yang engos-engosan setelah berlari dari ruang kelas XI A3.
Ternyata tak hanya aku saja, satu per satu temanku masuk ke ruang piket untuk meminta izin masuk. Lama ke lamaan ruangan piket pun penuh, sampai-sampai Pak Heru dan Bu Rini yang menjadi guru piket saat itu kewalahan menangani kami. Setelah dihitung dan dihitung ternyata ada 31 anak yang terlambat masuk kelas termasuk aku juga. Suasana di sana pun ramai sekali, seperti orang-orang yang sedang melakukan transaksi jual beli di pasar. Dari teman-teman sendiri masih banyak yang bertanya, mengapa kita kok semua terlambat, hampir satu kelas malahan! Padahal kita kan belum lewat jam terlambat masuk, kok sudah disuruh minta izin, sedangkan kelas yang lain saja masih ada yang belum masuk ruangan? Itulah kata-kata yang terus terucap dari mulut teman-teman. Karena ruangan piket berdekatan dengan kantor, keributan itu pun membuat seisi kantor menjadi resah dan satu per satu dari guru yang ada di sana keluar dan bertanya,”Sedang apa kalian di sini, kok belum masuk kelas. Terus sekarang waktunya siapa?” Dengan memasang wajah yang agak marah. Salah satu dari kami pun menjawab,”Begini Pak, Bu, kami disuruh minta surat izin masuk ke piket oleh Pak Dar (“Pak Daryatmo,” yang biasa kami sebut Pak Dar ini adalah guru matematika yang mengajar di kelas kami). Kami tidak tahu kesalahan kami apa, yang kami tahu kami yang belum masuk kelas setelah bel berbunyi tadi harus minta surat izin masuk.” Jawab salah satu teman kami, dengan maksud menerangkan alasan kami kenapa ada di sini.
Setelah berdebat beberapa saat datanglah salah satu guru yang menerangkan bahwa memang Pak Dar tadi setelah bunyi bel langsung masuk kelas, tapi alasan itu belum bisa memberikan keterengan yang jelas kepada kami. Sampai-sampai wali kelas kami yaitu Bu Uswatun tertawa melihat kami ada di emperan ruang piket. Setelah mendapatkan izin masuk kami pun berjalan serentak menuju kelas. Kami pun sempat ditertawai oleh anak-anak kelas lain, sambil diteriaki,”Telat kok berjamaah, satu kelas lagi.” Gitu ejek mereka yang sedang usil. Dan hal tersebut pun tak kami hiraukan.
Sesampainya di depan pintu kelas, kami pun di izinkan masuk oleh Pak Dar dengan syarat yang boleh masuk harus yang sudah mendapatkan izin. Setelah semua terabsen kami pun dipersilahkan duduk. Dengan memasang wajah yang sentimen, Pak Dar pun memandang anak-anak seisi ruangan dan terjadilah keheningan beberapa saat di sana. Tapi sesaat setelah itu ramailah seisi ruangan, Pak Dar yang tadinya kelihatan marah tiba-tiba tersenyum lebar dan tertawa dengan halus (ciri dari tertawanya Pak Dar). Tak urung anak-anak pun juga ikut tertawa. Kemudian kami pun bertanya kepada beliau,”Ada apa lho Pak kok tiba-tiba tertawa?” Salah satu teman kami yang tertanya sambil terheran-heran. Beliau pun kemudian menjelaskan alasannya mengapa tadi anak yang terlambat 1 detik saja disuruh meminta surat izin masuk. Ternyata beliau hanya protes dengan keputusan rapat hari senin kemarin, “Kenapa yang terlambat dan kemudian minta izin kok dihukum sedangkan yang terlambat dan tidak minta izin kok tidak dihukum?” Itu kata-kata beliau yang tanyakan pada guru-guru saat berlangsungnya rapat kemarin. Tapi pertanyaan beliau kurang mendapatkan respon dari guru-guru. Akhirnya beliau memutuskan untuk mendisiplinkan anak-anak dan para guru agar bisa lebih menaati peraturan dengan cara seperti itu tadi, ala hasil rencana beliau pun berhasil. Murid yang terlambat pun banyak dan guru piket pun kewalahan menangani mereka di ruang piket.
Setelah mendengar penjelasan dari Pak Dar tadi akhirnya kami tahu alasan beliau menyuruh kami yang terlambat masuk kelas pergi ke ruang piket untuk minta izin. Beliau cuma ingin menyadarkan kami agar bisa menjadi orang yang adil kelak di kemudian hari. Dan kami pun tidak marah akan hal itu, karena bapak ibu guru kami telah mengajarkan bahwa suatu kejadian harus diambil dari segi positifnya bukan dari segi negatifnya, yang baik kita ambil dan yang buruk kita buang, maka suatu saat nanti kita akan mendapatkan hikmahnya. Itulah kata-kata yang dikatakan oleh orang bijak. |
posted by TIME IS NEVER BACK @ 23.08 |
|
|
|
Tentang Saya |
Name: TIME IS NEVER BACK
Home: Ponorogo, Jawa Timur, Indonesia
About Me: Waktu takkan pernah kembali,dan takkan ada orang yang mampu mengubahnya. Ingatlah selalu bahwa kita hidup hanya sementara.
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Archives |
|
Links |
|
Powered by |
|
|